Beranda | Artikel
Mana yang Lebih Baik: Baca al-Quran dengan Cepat atau Tadabur? Syaikh Muhammad al-Mayuf #NasehatUlama
Kamis, 27 Oktober 2022

Mana yang lebih baik dalam mengkhatamkan Kitabullah atau al-Quran,
apakah dengan banyaknya khatam dengan bacaan yang cepat, atau sedikit khatam tapi dengan bacaan yang tenang disertai tadabur?

Wahai Saudaraku, (Allah berfirman), “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah, supaya mereka menadaburi ayat-ayatnya …” (QS. Shad: 29)

Allah menyebutkan “tadabur” dalam ayat ini. Orang yang menadaburi pastilah membaca, tapi tidak semua yang membaca dapat menadaburi.
Membaca al-Quran tanpa tadabur ada keberkahan, kebaikan, dan pahalanya. Ini tidak diragukan.

Namun, tidak diragukan pula bahwa hasil-hasil yang agung dari al-Quran tidak dapat diraih kecuali dengan menadaburinya.
Oleh sebab itu, Allah berfirman dalam lanjutan ayat itu, “… dan supaya orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (QS. Shad: 29)

Ada kisah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Abdullah bin Amr. Ia disebutkan dalam hadis agung yang diriwayatkan dalam ash-Shahih.
Sangat dianjurkan bagi setiap orang untuk membacanya, terlebih lagi para anak muda; di dalamnya terdapat tarbiyah bagi para pemuda.

Dahulu Abdullah bin Amr memaksakan diri untuk mengkhatamkan al-Quran setiap malam dan berpuasa setiap hari.
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya, “Bacalah seluruh al-Quran selama satu bulan …” “Bacalah selama 20 hari …” sampai pada sabda beliau, “Bacalah selama sejumat (sepekan), dan jangan lebih cepat dari itu.”
“… jangan lebih cepat dari itu.”

Hal ini mungkin karena, yang pertama terdapat pembebanan diri sendiri
dengan sesuatu yang menyita banyak waktu,
dan terkadang di sisi lain ia dapat melalaikan perkara-perkara lain, dan banyak orang yang terjerumus ke dalam hal ini.

Oleh sebab itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Abdullah bin Amr, “Tuhanmu punya hak atas dirimu, keluargamu punya hak atas dirimu, kamu punya hak atas dirimu,
istrimu dan tamumu punya hak atas dirimu, maka tunaikanlah hak kepada setiap yang berhak.”

Jika seseorang hanya fokus pada satu hak, bisa jadi akan melalaikan hak-hak yang lain, keseimbangan, dan keadilan
dalam setiap hal yang menjadi kewajibannya.

Tidak diragukan lagi bahwa membaca al-Quran dengan tadabur adalah hal yang agung. Masalah ini cukup masyhur, dan ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama
(mana yang lebih baik) antara seseorang melakukan banyak amal
atau melakukan satu amal yang punya keutamaan dan kedudukan lebih tinggi.

Wahai saudara-saudara, kita perlu membaca al-Quran dengan tadabur, meskipun hanya membaca sedikit saja.
Namun, tidak selayaknya—wahai saudara-saudara—seseorang lalai dan menunda mengkhatamkan al-Quran.

Yakni seandainya seseorang dapat mengkhatamkan al-Quran dua kali dalam satu bulan dengan tadabur,
tidak diragukan lagi itu lebih mendatangkan manfaat baginya daripada mengkhatamkan al-Quran lebih lama dari itu tanpa tadabur.

Karena dengan ia menadaburi al-Quran, ia telah membaca lafaz dan maknanya.
Ibnu al-Qayyim berkata, “Lafaz adalah perantara menuju makna.”
Tuhan kita ‘Azza wa Jalla berfirman, “… dan bacalah al-Quran itu dengan tartil.” (QS. al-Muzzammil: 4)
Yakni perlahan-lahan dalam membacanya.

Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tartil al-Quran yakni membetulkan pelafazan huruf (tajwid) dan mengetahui tempat berhenti bacaan (wakaf).”
Membetulkan huruf (tajwid) secara pelafazan dan mengetahui wakaf-wakaf sesuai makna.

Ia membaca dan berhenti sesuai dengan tempat berhenti yang benar
menunjukkan bahwa ia menadaburi al-Quran dan memperhatikan maknanya.

Jadi, maksudnya bahwa membaca al-Quran dengan tartil di sini bukan seperti yang dipahami banyak orang yaitu dengan memperindah suara
dan membacanya dengan berusaha menerapkan kaidah-kaidah tajwid saja, bukan seperti itu.

Namun, maksud tartil adalah dengan membacanya secara perlahan-lahan dan tenang. Demikian.

====

مَا هُوَ الْأَفْضَلُ فِي خَتْمِ كِتَابِ اللهِ أَوْ فِي خَتْمِ الْقُرْآنَ

هَلْ هُوَ كَثْرَةُ الْخَتَمَاتِ مَعَ سُرْعَةِ الْقِرَاءَةِ أَوْ قِلَّتِهَا مَعَ التَّأَنِّي وَالتَّدَبُّرِ؟

وَاللهِ يَا أَخِي قَالَ كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ

فَذَكَرَ التَّدَبُّرَ وَمَنْ تَدَبَّرَ قَرَأَ وَلَا شَكَّ لَكِنْ لَيْسَ كُلُّ مَنْ قَرَأَ تَدَبَّرَ

الْقِرَاءَةُ بِلَا تَدَبُّرٍ فِيهَا بَرَكَةٌ وَخَيْرٌ وَأَجْرٌ لَا شَكَّ

لَكِنْ لَا شَكَّ ثَمَرَاتُ الْقُرْآنِ الْعَظِيمَةُ لَا تَحْصُلُ يَا إِخْوَانُ إِلَّا بِتَدَبُّرِهِ

وَلِهَذَا قَالَ بَعْدَهَا وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُوا الْأَلْبَابِ

وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا كَانَ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍو وَهَذَا حَدِيثٌ جَلِيلٌ خُرِّجَ فِي الصَّحِيحِ

يَحْسُنُ بِكُلِّ إِنْسَانٍ أَنْ يَقْرَأَهُ وَبِالشَّبَابِ بِصِفَاتٍ خَاصَّةٍ فِيهِ تَرْبِيَةٌ لِلشَّبَابِ حَقِيقَةً

وَكَانَ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍو يُكَلِّفُ نَفْسَهُ وَيَقْرَأُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ وَيَصُومُ كُلَّ يَوْمٍ

الْمَقْصُودُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ اقْرَأْ فِي كُلِّ شَهْرٍ فِي كُلِّ عِشْرِينَ إِلَى أَنْ قَالَ اقْرَأْ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ وَلَا تَزِدْ

وَلَا تَزِدْ لَا تَزِدْ عَلَى ذَلِكَ

أَوَّلًا لِمَا فِيهِ مِنْ رُبَّمَا يَعْنِي تَكْلِيفِ النَّفْسِ

بِشَيْءٍ قَدْ يَأْخُذُ بِسَبَبِهِ وَقْتًا

وَقَدْ يُقَصِّرُ أَحْيَانًا وَهَذِهِ مَسْأَلَةٌ يَقَعُ فِيهَا كَثِيرٌ مِنَ الْإِخْوَةِ فِي نَوَاحٍ أُخْرَى

وَلِهَذَا قَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ لِعَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو إِنَّ لِرَبِّكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَلِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَلِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقًّا

وَلِزَوْجِكَ وَلِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقًّا فَأَعْطِ كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ

وَإِذَا اقْتَصَرَ الْإِنْسَانُ عَلَى حَقٍّ وَاحِدٍ رُبَّمَا يُضَيِّعُ بَقِيَّةَ الْحُقُوقِ وَالتَّوَازُنَ وَالِْاعْتِدَالَ

فِي كُلِّ الْأُمُورِ الْمَطْلُوبِ

لَا رَيْبَ أَنَّ الْقِرَاءَةَ مَعَ التَّدَبُّرِ عَظِيمَةٌ وَهَذِهِ مَسْأَلَةٌ مَشْهُورَةٌ وَلِلْعُلَمَاءِ فِيهَا كَلَامٌ

إِذَا كَانَ الْإِنْسَانُ بَيْنَ كَثْرَةِ الْعَمَلِ

أَوْ كَوْنِ الْعَمَلِ ذَا شَرَفٍ وَقَدَرٍ وَمَكَانَةٍ

نَحْتَاجُ يَا إِخْوَانِي إِلَى قِرَاءَةٍ بِتَدَبُّرٍ حَتَّى وَإِنْ لَمْ يُكْثِرِ الْإِنْسَانُ مِنَ الْقِرَاءَةِ

لَكِنْ مَا يَنْبَغِي يَا إِخْوَانَنَا يَعْنِي يُقَصِّرُ الْإِنْسَانُ فِي خَتْمِ كِتَابِ اللهِ وَيُؤَخِّرُهُ

يَعْنِي لَوْ خَتَمَ الْإِنْسَانُ فِي الشَّهْرِ مَرَّتَيْنِ بِتَدَبُّرٍ بِتَدَبُّرٍ

لَا شَكَّ يَكُونُ أَجْدَى وَأَنْفَعُ لَهُ مِنْ أَنْ يَخْتِمَ رُبَّمَا أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ وَهُوَ لَا يَتَدَبَّرُ

فَهُوَ بِتَدَبُّرِهِ يَقْرَأُ الْأَلْفَاظَ وَالْمَعَانِي

وَابْنُ الْقَيِّمِ يَقُولُ الْأَلْفَاظُ وَسِيلَةٌ إِلَى الْمَعَانِي

رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

يَتَرَسَّلُ فِي قِرَاءَتِهِ

قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ تَرْتِيلُ الْقُرْآنِ تَجْوِيدُ الْحُرُوفِ وَمَعْرِفَةُ الْوُقُوفِ

تَجْوِيدُ الْحُرُوفِ لَفْظًا وَمَعْرِفَةُ الْوُقُوفِ مَعْنًى

كَوْنُهُ يَقْرَأُ وَيَقِفُ حَيْثُ يَكُونُ الْوَقْفُ مُلَائِمًا

يَدُلُّ عَلَى أَنَّهُ يَتَدَبَّرُ وَأَنَّهُ يَنْظُرُ فِي الْمَعَانِي

الْمَقْصُودُ أَنَّ تَرْتِيْلَ الْقُرْآنِ هُنَا لَيْسَ كَمَا يَعْنِي هُوَ مَشْهُورٌ تَنْمِيقُ الصَّوْتِ وَتَحْسِينُهُ فِيهِ

وَتَجْوِيْدُهُ وَالِْاجْتِهَادُ فِي قَوَاعِدِ التَّجْوِيْدِ لَا

وَإِنَّمَا هُوَ التَّرَسُّلُ وَالتَّأَنِّي فِي تِلَاوَتِهِ نَعَم


Artikel asli: https://nasehat.net/mana-yang-lebih-baik-baca-al-quran-dengan-cepat-atau-tadabur-syaikh-muhammad-al-mayuf-nasehatulama/